Plato (Ο Πλάτων) adalah merupakan salah satu dari beberapa filsuf kelahiran Yunani. Selain Socrates dan Aristoteles, ia juga termasuk figur yang paling penting dalam tradisi Filsafat Barat. Plato adalah "murid" dari SOCRATES (470-399 S.M.), dan "guru" dari Irsathotholees atau ARISTOTELES (384-322 S.M.). Pemikiran-pemikiran Plato ini sebenarnya banyak sekali dipengaruhi oleh Socrates, gurunya.
Salah satu karya Plato yang paling terkenal dan "ngetop", tidak lain adalah Republik (Δημοκρατία), yang di dalamnya adalah berisi tentang uraian-uraian penting mengenai "garis besar" pandangannya terhadap "keadaan ideal". selain itu, Plato juga menuliskan tentang Hukum dan banyak Dialog, dimana yang selalu menjadi "peserta utamanya" tidak lain adalah Socrates, gurunya itu lho....!
Menurut riwayat, Plato ini dilahirakan pada tahun 427 S.M., dan wafat sekitar tahun 347 S.M.. Salah satu perumpamaan Plato yang sangat termasyhur adalah "perumpamaan tentang orang di dalam goa/gua". Bahkan, seorang orator dan negarawan Romawi Kuno, yakni MARCUS TULLIUS CICERO (106-43 S.M.) pernah mengatakan : "Plato scribend est mortuus....", (artinya kurang lebih : Plato meninggal ketika sedang menulis).
3 Ciri Khas Karya Plato :
1. Bersifat Socratic
Di dalam karya-karya Plato, yang memang telah ia tulis ketika masa mudanya, Plato ini selalu menampilkan tentang "kepribadian Socrates" serta karangan-karangan Socrates sebagai topik utama dalam rangka menyusun karya-karyanya itu.
2. Berbentuk Dialog
Pada kenyataanya, bahwa hampir seluruh karya-karya Plato itu dikemas dalam bentuk nada dialog. Bahkan dalam salah satu karyanya, ia mengemukakan pendapatnya bahwa : "Pena dan tinta itu dapat membekukan pemikiran-pemikiran sejati, yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu....".
Oleh karena itulah menurutnya : "....Jika suatu pemikiran itu perlu dituliskan, maka ulisan yang paling cocok dan yang paling baik adalah tulisan yang berbentuk dialog/tulisan yang dibuat dalam bentuk dialog....". Ya, isi kepala orang itu kan berbeda-beda. Jadi beda kepala, beda pula pemikirannya. Kalaupun sama, itu hanya merupakan kebetulan (ittifaqiah) saja; kalaupun berbeda, itu juga hanya merupakan perbedaan (ikhtilafiah) semata. Lalu, intinya apa ? Jangan diributkan !
3. Terdapat Banyak Mite
Biasanya, Plato mempergunakan mite-mite untuk menjelaskan dan menerangkan tentang ajaran-ajarannya, yang bersifat abstrak dan adiduniawi. Bahkan VERHAAK sampai-sampai menggolongkan tulisan-tulisan hasil karya Plato itu ke dalam "karya sastra", dan bukan ke dalam "karya ilmiah" yang sistematis. Alasannya karena 2 ciri yang terakhir itu, yakni banyak mite dan selalu berbentuk dialog.
Pandangan Plato Tentang Idea-idea
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa salah satu warisan Plato yang terpenting dan pokok adalah ilmunya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea ini, sebenarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Socrates tentang definisi absolute.
Namun perlu kita ketahui, bahwa idea yang dimaksud oleh Plato ini, sama sekali bukan berarti idea yang dimaksud oleh orang-orang modern. Sebab idea yang dimaksud oleh orang-orang modern adalah gagasan atau tanggapan atau "gagasan pokok" dan sebagainya, yang hanya terdapat di dalam pemikiran saja. Tetapi idea yang dimaksud oleh Plato adalah : Idea yang tidak diciptakan oleh pemikiran manusia, idea yang tidak tergantung pada pemikiran manusia, idea yang bukan muncul dari hasil pemikiran manusia.
Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pemikiran manusialah yang tergantung pada idea. Idea ini merupakan "citra pokok" dan perdana realitas, non-material, abadi, dan tidak berubah. Sebab menurut Plato, idea itu "sudah ada" dan "berdiri sendiri" di luar pemikiran manusia.
Seluruh idea-idea itu sebenarnya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya : Idea tentang 2 buah lukisan yang tidak dapat terlepas dari idea 2, sedangkan idea 2 itu sendiri tidak bisa terpisah dari ide genap. Namun pada akhirnya terdapat "puncak" yang paling tinggi di antara hubungan ide-ide tersebut. Nah, puncak inilah yang disebut sebagai ide yang indah, yakni ide yang melampaui seluruh ide yang ada.
Pandangan Plato Tentang Dunia Inderawi
Dunia inderawi adalah dunia yang mencakup keseluruhan benda-benda jasmani yang bersifat kongkrit, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia inderawi ini, tidak lain hanyalah suatu refleksi atau bayangan daripada dunia yang ideal.
Biasanya selalu terjadi perubahan dalam dunia inderawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini bersifat fana, dapat rusak, dapat hancur, dan dapat mati. (Ya, iyalah..., Tak ada yang abadi kecuali Tuhan! Dan satu-satunya kenyataan yang tak bisa kita hindari adalah kematian. Kalaupun ada di antara kita yang menganggap bisa, mau ngumpet kemana ? Mati-mati juga....!).
Pandangan Plato Tentang Dunia Idea
Dunia idea merupakan dunia yang hanya terdapat dalam rasio (akal), yang hanya terbuka bagi rasio kita. Maka dari itulah bagi mereka yang mau mendalami ilmu kalam (tauhid), amat sangat penting harus mengkaji terlebih dahulu ilmu akal ini (mantik). Sebab jika tidak..., wah, bisa-bisa "salah jalan" dan nyasar. Tidak menutupi kemungkinan jika kedepannya dia mengaku Nabi, atau Rosul, dsb. (Ya, seperti yang sedang "pop" dan ngetrend akhir-akhir ini).
Dalam dunia ide ini tidak ada perubahan (tidak seperti dunia inderawi), semua ide ini bersifat kekal (abadi), bahkan tak dapat diubah-ubah. Hanya ada satu ide yang "bagus", yang "indah". Dan di dalam dunia ide ini, semuanya sangat sempurna. hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pemikiran, hasil buah (tsamroh) intelektual. Misalnya seperti konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato Tentang Karya Seni
Pandangan Plato mengenai karya seni ini sebenarnya dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikap Plato terhadap seni itu sangat jelas, seperti yang telah dituangkan dalam salah satu karyanya, yakni Republik (Politeia). Plato ini memandang negatif terhadap karya seni, ia menilai bahwa karya seni itu sebagai mimesis mimesos belaka.
Karena bagi Plato, bahwa karya seni itu adalah hanya "tiruan" dari realita yang sudah ada. (Dalam hal ini Saya sepertinya tidak sehaluan dengan Mas Plato ini). Realita yang ada itu adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah hanya terdapat dalam ide. Jadi menurut Plato, ide itu jauh lebih unggul, lebih sempurna, lebih bagus, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
Pandangan Plato Tentang Keindahan
Pemahaman Plato terhadap suatu keindahan, yang dipengaruhi oleh pemahamannya tentang dunia inderawi, sangat jelas digambarkan dalam salah satu karyanya, yakni Philebus. Plato mempunyai pandangan bahwa keindahan yang sesungguhnya adalah terletak pada dunia ide. (Tuuh, kan, ide lagi ?!).
Tetapi di sisi lain ia juga berpendapat bahwa kesederhanaan adalah merupakan "ciri khas" dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu, dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
Dialog-dialog Plato
Dialog Awal :
1. Apologi
2. Charmides
3. Krito
4. Euthyphro
5. Alcibiades Awal
6. Hippias Mayor
7. Hippias Minor
8. Ion
9. Lakhes
10. Lhycis
Dialog Awal-Pertengahan :
1. Euthydemus
2. Gorgias
3. Menexenus
4. Meno
5. Protogoras
Dialog Pertengahan :
1. Kratylus
2. Phaedo
3. Phaedrus
4. Republik
5. Simposium
Dialog Pertengahan-Akhir :
1. Pharmenides
2. Theaetetus
Dialog Akhir :
1. Sang Sofis
2. Sang Negarawan
3. Thimaeus
4. Kritias
5. Philebus
6. Hukum
Yang Diragukan Otentisitasnya :
1. Klitophon
2. Ephinomia
3. Surat-surat
4. Hipparchus
5. Minos
6. Para Kekasih yang Bersaing
7. Alcibiades Kedua
8. Theages
Semoga dapat menambah wawasan kita!
Pandangan Plato Tentang Idea-idea
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa salah satu warisan Plato yang terpenting dan pokok adalah ilmunya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea ini, sebenarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Socrates tentang definisi absolute.
Namun perlu kita ketahui, bahwa idea yang dimaksud oleh Plato ini, sama sekali bukan berarti idea yang dimaksud oleh orang-orang modern. Sebab idea yang dimaksud oleh orang-orang modern adalah gagasan atau tanggapan atau "gagasan pokok" dan sebagainya, yang hanya terdapat di dalam pemikiran saja. Tetapi idea yang dimaksud oleh Plato adalah : Idea yang tidak diciptakan oleh pemikiran manusia, idea yang tidak tergantung pada pemikiran manusia, idea yang bukan muncul dari hasil pemikiran manusia.
Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pemikiran manusialah yang tergantung pada idea. Idea ini merupakan "citra pokok" dan perdana realitas, non-material, abadi, dan tidak berubah. Sebab menurut Plato, idea itu "sudah ada" dan "berdiri sendiri" di luar pemikiran manusia.
Seluruh idea-idea itu sebenarnya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya : Idea tentang 2 buah lukisan yang tidak dapat terlepas dari idea 2, sedangkan idea 2 itu sendiri tidak bisa terpisah dari ide genap. Namun pada akhirnya terdapat "puncak" yang paling tinggi di antara hubungan ide-ide tersebut. Nah, puncak inilah yang disebut sebagai ide yang indah, yakni ide yang melampaui seluruh ide yang ada.
Pandangan Plato Tentang Dunia Inderawi
Dunia inderawi adalah dunia yang mencakup keseluruhan benda-benda jasmani yang bersifat kongkrit, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia inderawi ini, tidak lain hanyalah suatu refleksi atau bayangan daripada dunia yang ideal.
Biasanya selalu terjadi perubahan dalam dunia inderawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini bersifat fana, dapat rusak, dapat hancur, dan dapat mati. (Ya, iyalah..., Tak ada yang abadi kecuali Tuhan! Dan satu-satunya kenyataan yang tak bisa kita hindari adalah kematian. Kalaupun ada di antara kita yang menganggap bisa, mau ngumpet kemana ? Mati-mati juga....!).
Pandangan Plato Tentang Dunia Idea
Dunia idea merupakan dunia yang hanya terdapat dalam rasio (akal), yang hanya terbuka bagi rasio kita. Maka dari itulah bagi mereka yang mau mendalami ilmu kalam (tauhid), amat sangat penting harus mengkaji terlebih dahulu ilmu akal ini (mantik). Sebab jika tidak..., wah, bisa-bisa "salah jalan" dan nyasar. Tidak menutupi kemungkinan jika kedepannya dia mengaku Nabi, atau Rosul, dsb. (Ya, seperti yang sedang "pop" dan ngetrend akhir-akhir ini).
Dalam dunia ide ini tidak ada perubahan (tidak seperti dunia inderawi), semua ide ini bersifat kekal (abadi), bahkan tak dapat diubah-ubah. Hanya ada satu ide yang "bagus", yang "indah". Dan di dalam dunia ide ini, semuanya sangat sempurna. hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pemikiran, hasil buah (tsamroh) intelektual. Misalnya seperti konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato Tentang Karya Seni
Pandangan Plato mengenai karya seni ini sebenarnya dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikap Plato terhadap seni itu sangat jelas, seperti yang telah dituangkan dalam salah satu karyanya, yakni Republik (Politeia). Plato ini memandang negatif terhadap karya seni, ia menilai bahwa karya seni itu sebagai mimesis mimesos belaka.
Karena bagi Plato, bahwa karya seni itu adalah hanya "tiruan" dari realita yang sudah ada. (Dalam hal ini Saya sepertinya tidak sehaluan dengan Mas Plato ini). Realita yang ada itu adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah hanya terdapat dalam ide. Jadi menurut Plato, ide itu jauh lebih unggul, lebih sempurna, lebih bagus, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
Pandangan Plato Tentang Keindahan
Pemahaman Plato terhadap suatu keindahan, yang dipengaruhi oleh pemahamannya tentang dunia inderawi, sangat jelas digambarkan dalam salah satu karyanya, yakni Philebus. Plato mempunyai pandangan bahwa keindahan yang sesungguhnya adalah terletak pada dunia ide. (Tuuh, kan, ide lagi ?!).
Tetapi di sisi lain ia juga berpendapat bahwa kesederhanaan adalah merupakan "ciri khas" dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu, dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
Dialog-dialog Plato
Dialog Awal :
1. Apologi
2. Charmides
3. Krito
4. Euthyphro
5. Alcibiades Awal
6. Hippias Mayor
7. Hippias Minor
8. Ion
9. Lakhes
10. Lhycis
Dialog Awal-Pertengahan :
1. Euthydemus
2. Gorgias
3. Menexenus
4. Meno
5. Protogoras
Dialog Pertengahan :
1. Kratylus
2. Phaedo
3. Phaedrus
4. Republik
5. Simposium
Dialog Pertengahan-Akhir :
1. Pharmenides
2. Theaetetus
Dialog Akhir :
1. Sang Sofis
2. Sang Negarawan
3. Thimaeus
4. Kritias
5. Philebus
6. Hukum
Yang Diragukan Otentisitasnya :
1. Klitophon
2. Ephinomia
3. Surat-surat
4. Hipparchus
5. Minos
6. Para Kekasih yang Bersaing
7. Alcibiades Kedua
8. Theages
Semoga dapat menambah wawasan kita!
wah mantabs sahabat, tahu Plato sudah lama tapi baru disini detailnya, salam
ReplyDeleteSaya juga masih belajar mas
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWah... fisafat tulen nih.
ReplyDeleteHabis ronda, mampir ke tempat sahabat.
Sukses untuk anda BOS.
Terima kasih, Kang Helmy.
DeleteBlognya udah aku follow a.n : aditya, follow balik oke
ReplyDeletehttp://adityabisnis.blogspot.com
Seoarang wakil camat didaerah saya disini(tetangga saya),dikaca depan mobilnya terpampang nama Plato Socrates Aristoteles,bahkan anaknyapun dinamai Plato Aristoteles Bertus Boy.
ReplyDeleteUntuk saya,sama dengan komentar saudaraku, BRI Jakarta Veteran.Dan sekarang tidak jadi pertanyaan lagi kenapa nama besar Plato terpampang dikaca dpn mobil beliau,makasih sahabatku,sukses untuk sahabat terbaiku!
Definisi Filsafat itu sendiri sebenarnya secara umum apa, Sob?
ReplyDeleteMenarik juga membaca postingan yang satu ini..
Salam hormat,
DANY
from Joys Inspiration
@Aditya: OK Boss, nanti Saya follow back ! Please waiting!
ReplyDelete@Er'end: Amiin! Wah, mas, kayanya wakil camatnya pecinta filsafat jg tuh, hehehe.. Aplgi smpe namain anaknya pke nama filsuf..
Sukses untukmu juga kawan!
@Dany: Apa filsafat itu? Wah, mas, seperti perkataan DR. Harun Hadiwijono, pertanyaan ini cukup sulit dijawab. Bukan krea sulitnya arti kta filsafat, tp krna bnyaknya jawaban yg sdah dberikan sjak filsafat diusahakan manusia dahulu kala.
ReplyDeleteJwban sderhananya bgni sja : kata filsafat itu brasal dr kata Yunani filosofia, yg dturunkan dr kata kerja filosofein, yg brarti: mncintai kbjaksanaan. Tapi arti kta ini sbnrnya blm menampakkan hakikat flsafat yg sbnrnya. Krna "mencintai" itu msh bsa dlakukan scara pasif sja. Pdhl dlm pengertian filosofein itu trkndung gagasan, bhwa org yg mncntai kbjaksanaan tdi, yakni filsuf, dg aktf brusaha mmperoleh kbjaksanaan. Oleh krna itu kata filsafat lbih mngandung arti "himbauan kpd kbjaksanaan". Dg bgtu, jelaslah bhwa kbjaksanaan itu blm diraih, msh diusahakan/dicari. Dan seorang filsuf adalah org yg sdang mncari kbjaksanaan...
Krang lbihnya mhon maaf kawan! Hehe..
Trm ksh ats kmntarnya!
Kawan mau nnya ,, tau gak biografi tentang sidi gazalba..mohon bantuan nya kawan
Delete@Rosandika.com: Trm kasih !
ReplyDeletenumpang belajar boss
ReplyDeletesalam filsuf...terima kasih
ReplyDeleteTerima kasih ya atas infonya. O ya jangan lupa berkunjung ke blog sederhana saya ya di http://seremonia.blogspot.com :)
ReplyDelete