Komunitas Filsafat™ » Beranda Filsafat » » Tentang Pengetahuan (1)

Tentang Pengetahuan (1)

Gaosur Rohim Saturday, February 02, 2013 2 Comments
Tentang Pengetahuan 1Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Bahkan seorang anak kecil pun telah mempunyai berbagai pengetahuan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan kecerdasannya.


Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Oeh sebab itu, agar kita dapat memanfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal, maka kita harus ketahui jawaban apa saja yang mungkin bisa diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata lain, perlu kita ketahui kepada pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kita ajukan.

Sekiranya kita bertanya, "apakah yang akan terjadi sesudah manusia mati ?", maka pertanyaan semacam itu tidak bisa diajukan kepada ilmu, melainkan kepada agama. Sebab secara ontologis, ilmu membatasi diri pada pengkajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia. Sedangkan agama,  memasuki pula daerah penjelajahan yang bersifat trasendental yang berada di luar pengalaman kita. Ilmu tidak akan menjawab pertanyaan semacam itu, sebab ilmu dalam tubuh pengetahuan yang disusunnya memang tidak mencakup permasalahan tersebut. Atau jika kita memakai analogi komputer, maka komputer itu memang tidak diprogramkan untuk itu.

Tentu saja pada dasarnya kita boleh mengajukan pertanyaan kepada siapa saja, seperti kalau kita sedang tersesat di jalan dan bertanya kepada seseorang yang kebetulan sedang "nongkrong" di tikungan : "Maaf, Mas ! Tahu nggak jalan ke Kebayoran Lama ?". Kalau yang kita tanyai itu adalah seorang yang ramah dan dididik untuk bersimpati dengan orang yang sedang kesusahan serta suka menolong ala kadarnya, maka barangkali ia akan berkata : "Mungkin arah ke sana, Mas !". Dan ditunjukkanlah jalan ke Kebayoran Baru, sebab dia juga sebenarnya tidak tahu, dan hanya didorong oleh aspek kulturalnya saja, maka ia menjawab begitu. Jawaban seperti itu tentu saja tidak menolong kita dari kesesatan, tetapi kita masih tenang-tenang saja, toh kita masih di Jakarta. Namun bagaimana jadinya kalau kita ingin ke surga tetapi malah ditunjukkan jalan ke neraka ?.

Jadi pada dasarnya kita mengharapkan jawaban yang benar, dan bukan jawaban yang bersifat sembarang saja. Lalu timbullah masalah, bagaimana kita menyusun pengetahuan yang benar ?. Masalah inilah yang dalam kajian filsafati disebut epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Lalu apakah yang disebut benar, sedangkan dalam khazanah filsafat itu terdapat beberapa teori kebenaran?.

Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan; jadi ontologi ilmu terkait dengan epistemologi ilmu, epistemologi ilmu terkait dengan aksoilogi ilmu, dan seterusnya. Jadi kalau kita ingin membicarakan epistemologi ilmu, maka hal ini harus dikaitkan dengan ontologi ilmu dan aksiologi ilmu.

Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya, dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab berbagai macam permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk digunakan dalam menawarkan berbagai macam kemudahan kepadanya.

Pengetahuan ilmiah, alias ilmu, dapat diibaratkan sebagai alat bagi manusia dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Oleh sebab itulah, sering dikatakan bahwa dengan ilmu manusia mencoba "memanipulasi" dam menguasai alam.

Berdasarkan landasan ontologi dan aksiologi seperti itu, maka bagaimana sebaiknya kita mengembangkan landasan epistemologi yang cocok ?. Persoalan utama yang sering dihadapi oleh tiap epistemologi pengetahuan, pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi masing-masing. Demikian juga halnya dengan permasalahan yang diadapi oleh epistemologi keilmuan, yakni bagaimana menyusun pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan-permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai "alat" untuk meramalkan dan mengontrol gejala alam.1)

Agar kita mampu meramalkan dan mengontrol sesuatu maka pertama-tama kita harus mengetahui mengapa sesuatu itu terjadi. Mengapa terjadi tanah longsor ? Mengapa terjadi kekurangan makan di daerah yang lahan-lahannya gersang? Mengapa anak-anak muda menjadi gelisah pada masa Sturm und Drang ? Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu. Dengan demikian, maka penelaahan ilmiah diarahkan kepada usaha untuk mendapatkan penjelasan mengenai berbagai gejala alam.

Penjelasan yang dituju penelaahan ilmiah, diarahkan kepada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi yang menyebabkan timbulnya sebuah gejala dan proses atau mekanis terjadinya gejala itu. Umpamanya kegiatan ilmiah ingin mengetahui mengapa secangkir kopi yang diberi gula menjadi manis rasanya. Hubungan antara gula dan kopi yang menyebabkan rasa manis itulah yang menjadi pokok pengkajian ilmiah. Ilmu tidak bermaksud untuk mendeskripsikan betapa manisnya secangkir kopi yang diberi gula.


Semoga ada manfaatnya!







1. Jujun Suparjan Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Sinar Harapan, 1990), hlm. 106.







2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Komentar, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami terima dengan tangan terbuka.
Komentar Anda akan dianggap SPAM jika:
- Menyematkan Link Aktif
- Mengandung dan/atau Menyerang SARA
- Mengandung Pornografi

Tidak ada CAPTCHA dan Moderasi Komentar di sini.

 
Copyright © 2008 - 2014 Komunitas Filsafat™.
TOS - Disclaimer - Privacy Policy - Sitemap XML - DMCA - All Rights Reserved.
Hak Paten Template pada Creating Website - Modifikasi oleh Gaosur Rohim.
Didukung oleh Blogger™.