Komunitas Filsafat™ » Beranda Filsafat » - » Struktur Pengetahuan Ilmiah (Bag. 2)

Struktur Pengetahuan Ilmiah (Bag. 2)

Gaosur Rohim Sunday, December 22, 2013 15 Comments
Struktur Pengetahuan Ilmiah 2
Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep, maka makin "teoritis" konsep tersebut. Pengertian teoritis di sini dikaitkan dengan "gejala fisik" yang dijelaskan oleh konsep yang dimaksud; artinya makin teoritis sebuah konsep, maka makin jauh pernyataan yang dikandungnya bila dikaitkan dengan gejala fisik yang tampak nyata. Diibaratkan pohon dengan akar, maka bila makin tinggi tingkat keumuman yang tinggi dicapai oleh sebuah konsep yang dicerminkan dengan pohon, maka makin dalam pula kita harus menjangkau akar tersebut. Konsep-konsep teoritis seperti gravitasi dan medan elektromagnetik merupakan penjelasan yang bersifat mendasar, yang mampu mengikat berbagai gejala-gejala fisik secara universal.

Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Dalam teori ilmu ekonomi mikro, misalnya, kita mengenal adanya hukum permintaan dan penawaran. Bila permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Sebaliknya, bila penawaran naik sedangkan permintaan tetap, maka harga pun akan turun. Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab-akibat.

Seperti dalam hukum ekonomi tersebut, maka dapat kita lihat adanya hubungan sebab-akibat antara permintaan (demand), penawaran (offer), dan pembentukan harga (price formation). Pernyataan yang mencakup hubungan antara sebab-akibat ini, atau dengan kata lain hubungan kasualita, memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan terjadi sebagai akibat dari sebuah sebab. Apa yang akan terjadi dalam pembentukan harga beras waktu panen, misalnya, akan dapat kita ramalkan dengan hukum ini.

Penawaran yang meningkat disebabkan banyaknya beras yang ditawarkan oleh penjual pada waktu panenan, akan menyebabkan harga beras menjadi turun bila permintaan konsumen terhadap beras pada waktu itu adalah tetap. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi pada waktu paceklik, dimana penawaran yang menurun disebabkan karena berkurangnya persediaan beras di pasaran akan menyebabkan harga beras menjadi menggila. Jika kita tidak menginginkan perubahan harga seperti ini, maka kita harus melakukan usaha untuk mengontrol pembentukan harga tersebut, agar lebih sesuai dengan kehendak kita.

Misalnya agar harga beras pada waktu panen tidak menurun, maka pemerintah harus mampu membeli beras sebanyak-banyaknya (sebanyak mungkin), seperti yang dilakukan Badan Urusan Logistik Nasional (BULOG), sehingga keseimbangan antara permintaan dan penawaran tidak terlalu mengalami perubahan. Hal yang sama diklakukan oleh BULOG pada waktu paceklik, adalah dengan melakukan "dropping" beras pada waktu penawaran beras di pasaran menjadi menurun.

Demikianlah dengan mengetahui hubungan permintaan dengan penawaran, maka kita dapat menjelaskan mekanisme pembentukan harga (price formation), yang dengan berdasarkan penjelasan ini, selanjutnya kita dapat meramalkan pembentukan harga. Dan dengan berdasarkan ramalan ini, kita dapat melakukan upaya untuk mengontrol naik turunnya harga. Secara mudah kita dapat mengatakan bahwa teori adalah pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang mengapa suatu gejala-gejala terjadi, sedangkan hukum memberikan kemampuan kepada kita untuk meramalkan tentang apa yang mungkin terjadi. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum semacam ini, merupakan "alat" yang dapat kita gunakan untuk mengontrol berbagai gejala alam (natural phenomena). Kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan BULOG dalam mempertahankan kestabilan harga beras.

Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum ini harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi, atau secara idealnya, harus bersifat universal. Jika hukum permintaan dan penawaran hanya berlaku buat padi dan terbatas di daerah Karawang saja1), misalnya, maka pengetahuan ini dianggap kurang fungsional sebagai teori ilmiah. Mengapa demikian?

  • Pertama, hal ini disebabkan cuma berlaku untuk padi, namun tidak untuk hamburger, televisi, dan lain-lain yang semuanya merupakan benda ekonomi.
  • Kedua, pernyataan itu hanya berlaku untuk daerah Karawang saja, dan tentunya tidak berlaku untuk daerah-daerah selain Karawang.


Pengetahuan tentang Goyang Karawang, yang memang sudah khas Karawang, mungkin berguna dalam diskusi yang tidak bersifat ilmiah2), namun pengetahuan ilmiah tentang pembentukan harga padi yang terbatas di daerah Karawang saja, kurang bersifat fungsional. Namun hal ini jangan kita artikan bahwa pengetahuan ilmiah mengenai kasus pembentukan harga padi di daerah Karawang ini sama sekali tidak ada nilainya, yang penting untuk kita ingat adalah bahwa demi kepraktisan ilmu tidak merupakan kumpulan pengetahuan yang bersifat khusus, tetapi pengetahuan yang bersifat umum, yang sudah disimpulkan dari berbagai macam kasus.

Dalam usaha mengembangkan tingkat keumuman yang lebih tinggi ini, maka dalam sejarah perkembangan ilmu, kita sering melihat berbagai contoh dimana teori-teori yang mempunyai tingkat keumuman yang lebih rendah disatukan dalam suatu teori umum yang mampu mengikat keseluruhan teori-teori tersebut. Sejarah perkembangan Fisika, misalnya, kita mengenal teori tentang "jatuh bebas" (bukan jatuh bangun), yang telah didemonstrasikan oleh GALILEO GALILEI (1564-1642), yakni dengan menjatuhkan dua benda yang berbeda beratnya dari Menara Pisa, Italia. Sampai waktu itu orang masih percaya kepada teori IRSATHOTHOLES alias ARISTOTELES (384-322 S.M.) yang menyatakan bahwa setiap benda yang lebih berat akan jatuh ke tanah dengan lebih cepat.

GALILEO GALILEI (1564-1642), dengan demonstrasinya yang bersifat teatrik, sekali pukul menjatuhkan teori ARISTOTELES (384-322 S.M.) yang "dianggapnya" tidak benar itu. Sebab bagi Galileo: benda-benda, tanpa memandang beratnya, akan jatuh ke tanah dengan waktu yang sama.

NICOLAUS COPERNICUS (1473-1543), mengembangkan teori baru bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi, melainkan bumi yang mengelilingi matahari (katanya). Sebenarnya teori ini merupakan "perombakan" terhadap teori lama yang dikemukakan oleh PTOLEMAEUS (150 S.M.) dari Alexandria, Mesir, yang mengemukakan bahwa bumi adalah pusat dari jagat raya dengan planet-plenetnya yang berputar mengelilinginya dalam orbit-orbit yang berbentuk lingkaran.

Teori Copernicus ini kemudian diperkuat oleh JOHANES KEPLER (1571-1630), yang mendasarkan diri kepada data yang dikumpulkan TYCHO BRANHE3) (1546-1601), menyatakan pada tahun 1609 bahwa orbit planet-planet dalam mengelilngi matahari tidaklah berbentuk lingkaran seperti apa yang dikatakan oleh PTOLEMAEUS (150 S.M.) maupun NICOLAUS COPERNICUS (1473-1543), malainkan berbentuk elips. Makin berantakan saja!

Akhirnya, ISAAC NEWTON (1642-1727) pada tahun 1686 menerbitkan buku yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang merupakan teori yang mempersatukan antara teori Galileo, Copernicus, dan Kepler. Teori Newton menyatakan bahwa "semua gerak, baik yang terjadi di langit maupun di bumi, tunduk kepada hukum-hukum yang sama". Dengan teori ini maka Newton mengembangkan hukum-hukumnya sebagaimana yang kita kenal sekarang ini, yang sudah kita pelajari sejak kita duduk di SMP.

Bahwa Newton berhasil menemukan teorinya yang bersifat universal didasarkan kepada teori-teori sebelumnya yang bersifat sektoral diakui oleh Newton sendiri, dan menyatakan: "Jika saya mampu melihat jauh, maka hal ini disebabkan oleh sebab saya berdiri di pundak para jenius terdahulu."4)

Seperti kita ketahui, dalam mempersatukan teori-teori Fisika yang sudah ditemukan, sebelumnya Newton mengemukakan teori tentang daya tarik atau gravitasi. Episode yang terkenal mengisahkan Newton,5) waktu sedang duduk di bawah pohon apel, melihat buah apel yang jatuh ke tanah. Mengapa buah apel itu jatuh ke tanah, pikir Newton. Masalah ini kemudian dihubungkan dengan teori GALILEO GALILEI (1564-1642) yang menyatakan bahwa buah nangka yang jauh lebih berat dari buah apel, bila terjatuh dari ketinggian yang sama, maka akan sampai ke tanah dalam waktu yang bersamaan.

Mengapa hal itu terjadi demikian, sebab bila kita pikirkan sepintas lalu, maka kita lebih mudah sependapat dengan Aristoteles yang menyatakan bahwa buah nangka akan lebih cepat sampai ke tanah disebabkan buah nangka lebih berat dari buah apel? Lalu mengapa benda-benda langit seperti bintang, bumi, dan matahari tidak berjatuhan seperti buah apel, melainkan bergerak dalam "trayek" tertentu yang berbentuk orbit?

Sebelum Newton, sebenarnya tentu sudah banyak manusia yang melihat buah apel jatuh ke tanah, sudah banyak pula yang mempertanyakan mengapa buah apel itu jatuh, demikian juga sudah banyak manusia yang memberikan penjelasan mengapa uah apel itu jatuh, namun baru seorang jenius yang bernama ISAAC NEWTON (1642-1727) itulah yang memformulasikan sebuah teori tentang gaya gravitasi, yang menjelaskan peristiwa tersebut dengan penjelasan yang bukan saja berlaku bagi apel, namun juga bagi seluruh benda, baik yang berada di bumi maupun di langit. Berdasarkan teori ini, maka dapat kita susun penjelasan yang konsisten mengenai berbagai hal yang bersifat universal, yang secara keseluruhan dapat membentuk suatu sistem teori keilmuan.

Ilmu teoritis, meminjam perkataan MORITZ SCHLICK (-), terdiri dari sebuah sistem pernyataan.6) Sistem yang terdiri atas pernyataan-pernyataan agar terpadu secara utuh dan konsisten, jelas membutuhkan konsep-konsep yang dapat mempersatukan, dan konsep-konsep yang mempersatukan tersebut adalah teori.


Semoga ada manfaatnya!







1. Jujun Suparjan Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Sinar Harapan, 1990), hlm. 147.
2. Ibid.
3. Ibid., hlm. 149.
4. "If I have seen further, it is by standing on the shoulder of the giants."
5. Suriasumantri, loc. cit.
6. Moritz Schlick, "The Task of the Philosophy of Nature," Philosophy of Science, ed. Joseph J. Kockelmans (New York: The Free Press, 1986), hlm. 456.







15 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Bombastis

    ReplyDelete
  3. Anonymous3:23 AM GMT+7

    Hello my friend, thank you very much for your visit, happy new day with peace and happiness. Hugs Valter.

    ReplyDelete
  4. Jadi menambah wawasan dan pengetahuan baru nih
    Trima,kasih sdh berbagi :)

    ReplyDelete
  5. dropped by. do you have a cbox?

    ReplyDelete
  6. Mampir sambil nimba ilmu di mari :)

    ReplyDelete
  7. Wah ni sangat bermanfaat banget buat orang2 spt saya ato mahasiswa yang mungkin akan menyusun skripsi nya. :D
    gud job kwan !

    ReplyDelete
  8. Ada yg tau gak biografi sidi gazalba..,, mohon bantuannya gan

    ReplyDelete

Komentar, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami terima dengan tangan terbuka.
Komentar Anda akan dianggap SPAM jika:
- Menyematkan Link Aktif
- Mengandung dan/atau Menyerang SARA
- Mengandung Pornografi

Tidak ada CAPTCHA dan Moderasi Komentar di sini.

 
Copyright © 2008 - 2014 Komunitas Filsafat™.
TOS - Disclaimer - Privacy Policy - Sitemap XML - DMCA - All Rights Reserved.
Hak Paten Template pada Creating Website - Modifikasi oleh Gaosur Rohim.
Didukung oleh Blogger™.